pengejar ilmu dan mimipi melalui sampan
pukul 6.30 pagi ayam mentari masih
malu tuk menampakkan kemuning sinarnya dari balik gunung, langkah kaki kecil
dari seberang desa bersiap tuk mengejar ilmu dan mimpi, dengan berseragam rapih
bersih dan tak luput topi serta buku dan pulpen, menjadi panutan demi meraih
kesuksesan di masa kelak.
Sejumlah anak sd berseragam pramuka
sedang melintasi sawah yang seubahnya menjadi danau, banjir saat musim
penghujan tiba, dari desa romang tangayya menuju SD impress kajenjeng, demi
mengejar ilmu mereka harus berjibaku dengan kondisi yang mereka hadapi.
hanya menggunakan sampan kecil dan bambu
panjang sebagai penggeraknya tanpa menggunakan alat keselamatan apapun mereka
menyusuri danau tersebut, takmudah untuk menyebrang, di butuhkan jarak dua kilo
untuk menyebrang dari desa menuju sekolah, di banding harus memutar dan memakan
banyak waktu dan biaya, belum lagi ongkos yang mereka harus keluarkan untuk
menaiki angkutan umum. Danau Ini tak kiranya akses paling cepat bagi mereka
para pengejar ilmu dan mimpi.
Tak ada rasa takut yang tersirat dari
raut wajh mereka saat melintasi danau ini. Mereka bawa senang saja, bersenda
gurau dan saling tersenyum.
#Wahai para petinggi negara jangan hanya mengoceh tanpa ada
bukti, jangan hanya mengurusi orang kota. Liriklah orang yang ada didesa Dengan
keterbatasan infastrutur yang tak memadai, di banding di kota yang super mewah
dan wow, jangan bikin kereta cepat dulu lihat orang-orang yang didesa mereka hanya butuh kesejahtraan yang layak saja , mereka
butuhkan Cuma itu tak lebih.
Komentar
Posting Komentar